Tahun ini, 2017, seperti adat tahunan warga jambuwer dalam memperingati hut kemerdekaan RI, karnaval desa kembali digelar. Karnaval yang dilaksanakan pada hari sabtu, 26 Agustus 2017 tetap dimulai dari lapangan desa Jambuwer.
Antusiasme warga menjadi peserta cukup tinggi. Hal ini terbukti dari catatan panitia yang mencatat jumlah pendaftar mencapai 3.334 peserta yang terdiri dari 37 kelompok dari seluruh desa jambuwer. Peserta terdiri dari satuan pendidikan, kelompok kesenian, pemerintah desa Jambuwer dan kelompok warga RT, RW maupun dusun.
Sepertinya kapasitas lapangan jambuwer sudah tidak mampu menampung jumlah peserta yang makin banyak dari tahun ke tahun. Pada tahun ini, panitia sudah berupaya membatasi pengunjung yang hendak masuk ke lapangan. Dengan cara ini saja, lapangan sudah terasa penuh. Karnaval kemudian diberangkatkan pada pukul 11.30 WIB yang diawali dengan pembukaan oleh panitia dan kepala desa Jambuwer. Dalam sambutannya bapak Tuwuhadi mengingatkan agar peserta tidak meminum minuman keras dan menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban selama perjalanan. Kepala desa juga berpesan bahwa kegiatan karnaval juga merupakan sarana untuk memupuk guyub rukun semua warga.
Peserta karnaval melewati route yang panjangnya sekitar 6 Km. Perjalanan dimulai menuju dusun krajan melewati perempatan yang menuju ke daerah Etan Kali / Ambya’an, kemudian berbelok ke barat melewati SDN Jambuwer 01. Perjalanan dilanjutkan menuju ke utara melewati perempatan yang terdapat tugu Jambuwer sampai di perempatan jalan menuju ke dusun Bulupogog. Peserta karnaval kemudian menuju ke lapangan desa jambuwer melewati jalan Putukmiri. Dengan route sepanjang itu dan jumlah peserta yang banyak, telah terjadi kemacetan peserta di pintu keluar lapangan ke jalan utama, sehingga diberlakukan model buka tutup untuk rombongan yang dari selatan dan yang baru keluar dari lapangan.
Kepala desa Jambuwer, bapak Tuwuhadi, juga tetap ikut berperan menjadi salah satu peserta karnaval kemerdekaan. Pada HUT ke 72 ini pemerintah desa Jambuwer mengambil tema “Banyuwangian”. Bapak Tuwuhadi juga mengajak kepala desa dari tiga desa yaitu Slorok, Ngadirejo dan Karangrejo untuk ikut menjadi peserta karnaval.
Sepertinya pada tahun 2017 ini tema banyuwangian dan dayak sedang populer. Ini terlihat dari beberapa peserta yang menggukan tema tersebut sebagai tema pakain, musik dan tariannya.
Peserta pertama, yaitu drum band SMP PGRI 04 Kromengan memasuki lapangan kembali pada pukul 03.15. Sedangkan peserta terakhir, ….. baru memasuki lapangan pada pukul 18.30 an.
One Comment Add yours