ASAL USUL DESA JAMBUWER (bag. 1)

Menurut dokumen – dokumen yang ada di Desa Jambuwer diperoleh dari sesepuh desa dan petunjuk – petunjuknya atau keterangan – keterangannya dikumpulkan dan dihimpun  yang kemudian dihubungkan dengan keadaan yang ada, maka dapat  disusun sejarah Desa Jambuwer Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang.
Sejarah desa ini masih merupakan rintisan. Beberapa ketarangan  yang ditulis bersifat informatif, subjektif dan perlu dilakukan penelusuran serta pengumpulan bukti – bukti yang mendukung, tetapi kiranya tulisan ini cukup memberikan gambaran tentang sejarah desa Jambuwer tercinta.
Sumbangan informasi, data dan keterangan lainnya akan sangat membantu melengkapi dan menyempurnakan penyusunan sejarah desa ini.

TAHUN 1857 SAMPAI DENGAN TAHUN 1861

Pada tahun 1857 wilayah yang kini disebut Jambuwer, sebelumnya merupakan tempat kediaman sekelompok orang. Tempat ini dulunya  masih merupakan hutan belantara yang sangat lebat, dan hutan tersebut didatangi oleh beberapa orang antara lain ;
a.    Bapak D E M O E N.
b.    Bapak G I S O.
c.    Bapak S E N E N.
d.    Bapak G O N E N G.
e.    Bapak K O I L A H.
f.    Bapak P R O D J O.

Tujuan bapak Demoen dan kawan – kawan datang kemari ialah membuka hutan belantara (babat alas) yang lebat tersebut guna dijadikan tanah pertanian, lalu mereka tinggal (ndarung) di tempat yang dipilihnya yaitu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Jambuwer. Untuk melanjutkan tujuannya, penebangan hutan dilanjutkan untuk memperluas wilayah dan kemudian menanam tanaman untuk kebutuhan makanan sehari – hari pada tempat yang sudah menjadi ladang.

Makin lama makin banyak orang – orang baru yang mengikuti jejak mbah Demoen dan kawan – kawan tersebut, sehingga jumlah mereka secara berangsur – angsur selalu bertambah terus dengan demikian makin luas pula tanah yang babatan baru yang dapat dijadikan tanah pertanian (Ladang). Diantara mereka ada seseorang yang lebih terkemuka, ialah bernama Bapak Gobro (berasal dari Kepanjen).

TAHUN 1861 SAMPAI DENGAN TAHUN 1967

Pada tahun 1861 atas nama penduduk darungan tersebut Bapak Gobro mengusulkan kepada pemerintah desa Kromengan agar tempat tersebut (darungan) dijadikan sebuah pedukuhan dan digabungkan dengan pemerintahan Desa Kromengan. Usulan itu diterima dan diijinkan, sehingga tempat darungan tersebut dijadikan pedukuhan dengan nama “JAMBUWER”. Darungan merupakan sebutan bagi suatu wilayah yang yang ditinggali beberapa perantau saat itu.

Dukuh Jambuwer termasuk Desa Kromengan Kecamatan Sumberpucung dan Bapak Gobro diangkat menjadi kamituwo di Dukuh Jambuwer tersebut. Perlu ditambahkan disini, nama Jambuwer itu dipergunakan mengingat bahwa hutan yang dibuka itu dahulu banyak pohon jambu air (Jambuwer), yaitu sejenis buah jambu yang buahnya serupa dengan buah klampok. Mbah Gobro menjadi kamituwo selama enam tahun. Dan mbah Gobro menjadi kamituwo pada tahun 1861 sampai dengan tahun 1867, kemudian diganti oleh mbah Lebar.

Mbah Lebar, kepala desa pertama Jambuwer

Menurut cerita mbah Kemis/Tukimun (kakek dari warga Jambuwer Eduard Gatot Pramudji), bapak beliau yang bernama Senen (satu dari orang yang babat alas / bedah krawang Jambuwer) datang ke jambuwer dengan 2 cikar dari desa Begelen, Kulon Progo, Jogjakarta, beliau ini dari keluarga prajurit mataram yg tidak mau setia kepada raja yg baru di mataram yang beragama Islam (hindu/budha ke Islam), sehingga mereka melakukan semacam bedol desa. Rombongan ini diarahkan oleh pemerintah Belanda agar ikut babat alas di hutan yang kelak menjadi desa Jambuwer. Rombongan dari pihak mbah Senen dominan di Glagaharum dan Putukmiri, sedangkan eyang buyut dari ibu dominan di Jambuwer lor pasar sampai etan-kali.

Sejarah desa Jambuwer bagian 2

3 Comments Add yours

Leave a comment